2019, Volume Ekspor Tuna Capai 140,8 Ton

Volume Ekspor Tuna

TOPMETRO.NEWS – Volume ekspor tuna tahun 2019 mengalami kenaikan 173 persen dibanding tahun sebelumnya. Data Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM), pada 2019 volume ekspor tuna dari Provinsi Gorontalo pada mencapai 140,8 ton, sedangkan sebelumnya, periode yang sama tahun 2018 tercatat 51,5 ton.

Volume Ekspor Tuna Tertinggi Desember

Hamzah, Kepala SKIPM Provinsi Gorontalo sebagaimana dilaporkan pojoksatu menuturkan, volume ekspor tertinggi pada Desember 2019 yaitu mencapai 26 ton.

artikel untuk Anda | UNTUNG ADA TNI, BERSAMA MASYARAKAT, NKRI UTUH TERJAGA

Dia menyebutkan, Provinsi Gorontalo memiliki potensi yang bagus untuk ekspor tuna ke sejumlah negara.

Dorong Ekspor Komoditi Tuna

Karena itu, pihaknya akan terus mendorong pengusaha perikanan lainnya agar dapat mengekspor komoditi perikanan melalui sosialiasi penerapan HACCP di unit pengolahan ikan.

Pengolahan Ikan Bersertifikasi

Ini penting agar unit pengolahan ikan nantinya dapat disertifikasi HACPP, di mana sertifikat tersebut merupakan salah satu persyaratan dalam melakukan ekspor komoditi perikanan.

“Saat ini unit pengolahan ikan yang telah memiliki sertifikat HACCP di Gorontalo baru tiga unit, yaitu CV Camar Laut, CV Berkat Adidaya, dan CV Baris Anugerah,” katanya seperti dikutip dari Antara.

Dirinya berharap, ekspor perikanan tahun 2020 lebih meningkat dengan negara tujuan yang lebih luas.

baca selengkapnya | LARIS MANIS, LARVA LALAT DIEKSPOR KE BELANDA, 4 DOLAR AS PER KG

Seperti diwartakan Topmetro.News sebelumnya, larva lalat diekspor mungkin tak ada yang menyangka. Bayangkan belatung alias larva lalat diekspor ke Belanda jadi laris manis. Konon, komoditi ekspor ini dijadikan sebagai pakan substitusi dan tambahan untuk hewan ternak, ikan konsumsi dan ikan hias.

Belatung atau maggot yang dihasilkan untuk nantinya dikeringkan ini bukan berasal dari lalat biasa, melainkan lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF). BioCycle, salah satu perusahaan yang membudidayakan maggot, ini sudah dua kali mengekspor ke Negara Kincir Angin Belanda itu.

“Tahun lalu kita sudah sempat ekspor, tahun ini yang kedua kalinya. Total ekspor sudah lima kontainer, per kontainernya ada 7 ton,” kata Elza Mayang, Corporate Secretary BioCycle, Senin (22/4/2019).

Pelepasan ekspor maggot sebanyak 11,4 ton ini, kata dia, bersamaan dengan komoditas pertanian lainnya oleh Badan Karantina Pertanian.

sumber | pojoksatu

Related posts

Leave a Comment